Rabu, 11 Juni 2014

untuk Pertama Kalinya Al Quran Berkumandang di Vatikan

TRIBUNJAMBI.COM, VATICAN CITY - Untuk pertama kalinya
dalam sejarah ibadah salat dan pembacaan kitab suci Al
Quran akan berkumandang dari Vatikan, Minggu (8/6/2014).
Ini adalah sebagai bagian dari langkah Paus Fransiskus untuk
mempercepat proses perdamaian antara Israel dan Palestina.
Pejabat Tahta Suci Vatikan mengatakan ibadah shalat yang
akan digelar itu merupakan sebuah "jeda politik".
Pejabat itu menegaskan tak ada motif apapun di balik langkah
ini selain keinginan untuk mendamaikan Israel dan Palestina
baik di level politik maupun rakyat.
Saat mengunjungi Timur Tengah pekan lalu, Paus Fransiskus
sudah melayangkan undangan untuk Presiden Israel Shimon
Peres dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk
berkunjung ke Vatikan.
Di Vatikan, Mahmoud Abbas, Shimon Peres dan Paus
Fransiskus akan didampingi para tokoh agama Yahudi, Kristen
dan Islam. Rencananya, Vatikan akan menyiarkan peristiwa ini
secara langsung ke seluruh dunia.
"Doa bersama ini bukan sebuah mediasi damai atau
pertemuan untuk mencari solusi. Kami hanya ingin bertemu
lalu berdoa bersama, selanjutnya semua pulang ke rumah
masing-masing," kata Paus Fransiskus usai meyampaikan
undangan untuk mengunjungi Vatikan.
Paus Fransiskus dijadwalkan akan bertemu Presiden Shimon
Peres dan Mahmoud Abbas secara terpisah di hotel Vatikan
yang juga menjadi tempat tinggal Paus.
Dalam acara ini, Paus Fransiskus akan didampingi pemimpin
spiritual Kristen Ortodoks dunia, Ecumenical Patriarch
Bartolomeus, untuk menampilkan sebuah persatuan Kristen
dalam ajang itu.
Selanjutnya keempat orang itu akan menuju sebuah lapangan
di taman Vatikan untuk memulai gelar doa bersama yang
akan dibagi dalam tiga bagian.
Nantinya, perwakilan Yahudi, Kristen dan Islam akan
membacakan ayat-ayat di kitab suci masing-masing dengan
tema penciptaan, doa pengampunan dan doa mohon
perdamaian.
Setelah gelar doa bersama Paus Fransiskus, Shimon Peres
dan Mahmoud Abbas akan menyampaikan pidato. Rangkaian
acara ini diakhiri dengan penananam pohon zaitun, sebagai
lambang perdamaian.

Dok.tribun jambi