Sabtu, 12 April 2014

TV Inggris Tayangkan Dokumenter Citarum `Sungai Terkotor Sedunia`

Oleh: Rizki Gunawan.
Liputan6.com, London- Dari jauh terlihat seperti lapangan
sampah karena saking padatnya barang bekas. Tapi tak
disangka itu adalah sungai yang dipenuhi sampah. Begitu kata
pembuka dalam laporan media Inggris Dailymail.
Sungai Citarum, Jawa Barat menjadi sorotan media Inggris
karena sampah yang menumpuk parah. Channel 4 baru saja
menayangkan laporan dokumenter soal Sungai Citarum
bertajuk ' Unreported World, The World’s Dirtiest River '.
Dalam reportase yang ditayangkan Kamis 10 April 2014
malam waktu London itu, reporter Channel 4 Seyi Rhodes
memaparkan betapa kotornya Sungai Citarum. Dulunya surga,
kini membawa bencana.
Botol, plastik, popok, sepatu bekas, limbah rumah warga, atau
bangkai kambing berserakan di Sungai Citarum. Herman,
seorang pemancing ikan mengatakan dirinya harus berhenti
dari pekerjaannya itu karena kondisi sungai yang sangat
memprihatinkan. Banyak ikan mati karena kotornya air.
"Saya tidak menangkap ikan lagi. Mereka mengambang di
permukaan," ujar Herman, seperti dikutip dari Dailymail , Sabtu
(12/4/2014). Menurut dia, limbah telah membunuh 60 persen
populasi ikan di Citarum.
Herman yang kini beralih profesi menjadi pemulung tampil
dalam laporan Channel 4 tersebut. Dia bersaksi sebagai
seorang yang setiap hari menjadi bagian dari perkembangan
sungai.
Menurut dia, pemerintah belum mampu menangani
pencemaran sungai yang sudah sangat jelas terlihat. Kotornya
Citarum kini tercium ke negara lain dan dilaporkan media
Inggris. "Ada aturan, tapi tidak ditegakkan," keluh Herman.
Warga lain menyebut banyaknya limbah di Citarum bukan
hanya karena sampah rumah tangga, tapi juga dari pabrik
tekstil ilegal. Limbah bahan kimia dari pabrik telah membuat
air berubah warna. Kadang merah, kadang hijau, kuning atau
hitam.
Seperti dilansir Guardian yang melaporkan ulang reportase
Channel 4, ada sekitar 10 ton sampah per hari yang masuk ke
sungai di dekat kawasan dengan jumlah 10 juta jiwa penduduk
itu.
"Padahal banyak penduduk yang mata pencahariannya
bergantung pada sungai tersebut," tulis Guardian.
(Shinta Sinaga)
(Rizki Gunawan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar