Minggu, 26 Mei 2013

Suka Mengantuk, Kenali Penyebabnya Kesehatan


DITULIS OLEH SITI MASNIDAR, KOTA
JAMBI
SELASA, 29 DESEMBER 2009 09:55
Bisa Jadi karena Anemia
SETIAP orang tentu pernah
merasakan kantuk, karena ini
memang merupakan salah satu
alarm yang ditunjukkan tubuh agar
kita segera tidur. Tapi jika gejala itu
muncul berlebihan setiap hari, tentu
juga akan menganggu produktivitas
kerja. Lalu apa sebenarnya penyebab
rasa mengantuk?
Menurut dr Hengky Indradjaja,
secara fisiologis tubuh mempunyai
alarm yang dapat mengingatkan
bahwa tubuh memerlukan istirahat
yang cukup. Apabila tubuh perlu
istirahat, maka akan memberikan
kode dalam bentuk rasa mengantuk.
“Apabila dengan kode mengantuk
kemudian kita beristirahat (dengan
mencoba tidur), maka setelah
bangun tubuh akan terasa segar,”
ujarnya kemarin (28/12).
Itu terjadi karena saat tidur tubuh
akan memanfaatkan zat kelelahan
(asam laktat) untuk diolah kembali
di dalam hati sebagai cadangan
tenaga.
Proses pengolahan kembali zat
kelelahan (asam laktat) menjadi
cadangan tenaga di dalam hati
umumnya terjadi di malam hari
antara pukul 24.00 sampai pukul
02.00. “Oleh sebab itu, seyogianya
kita memberikan kesempatan kepada
tubuh agar beristirahat terutama
pada saat waktu tersebut,” katanya.
Karena itu, jika malam hari, waktu
tidur kurang dari enam jam, tentu
saja di siang hari akan menimbulkan
rasa kantuk. “Makanya kalau
bergadang di malam hari, idealnya
di siang hari diganti sedikit dengan
beristirahat,” kata ayah dari tiga
anak itu.
Tapi jika jumlah tidur tetap sesuai
kebutuhan, tetap muncul rasa
mengantuk berlebihan, tentu bukan
hal biasa. “Sebaiknya segera dicari
penyebab patalogisnya,” ujar mantan
kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi
itu.
Ia menjelaskan, mengantuk juga
dapat menunjukkan bahwa otak
sedang kekurangan oksigen. Oksigen
dibutuhkan oleh sel-sel otak untuk
melakukan aktivitas rutin sehari-
hari. Apabila oksigen yang beredar
di darah kurang mencukupi
kebutuhan metabolisme dasar, otak
pun akan kekurangan oksigen. Gejala
yang ditunjukkan adalah mengantuk.
“Makanya kalau pagi orang harus
sarapan, agar otak tidak kekurangan
oksigen,” lanjutnya.
Kadar gula di dalam darah juga
memengaruhi. Secara normal adalah
di atas 80 mg/dl. Kekurangan gula di
dalam darah bila kadarnya kurang
dari 80 mg/dl, akan menimbulkan
gejala mengantuk.
Itu karena untuk melakukan aktivitas
secara normal, otak hanya
mengandalkan pengiriman gula dari
aliran darah. Otak tidak mempunyai
kemampuan untuk menyimpan gula
sebagai cadangan energi. “Akibatnya,
apabila kadar gula darah turun di
bawah 80 mg/dl, tubuh akan
memberikan sinyal berupa rasa
mengantuk,” tambah Hengky.
Selanjutnya lensa mata yang
mengalami myopia (mata minus),
apabila tidak dikoreksi sesuai
kebutuhan mata, akan menyebabkan
mata mudah lelah dan memudahkan
mengantuk saat sedang membaca.
Kemudian penyebab paling sering
adalah kekurangan zat besi di dalam
konsumsi makanan. Itu akan
menyebabkan gangguan
pembentukan sel darah merah
(eritrosit, hemoglobin). Akibatnya
tubuh mengalami anemia. Salah satu
fungsi hemoglobin adalah
mengangkut oksigen ke seluruh
tubuh. “Apabila alat pengangkutnya
kurang, oksigen yang beredar
termasuk yang ke otak akan
berkurang. Dengan demikian
kekurangan zat besi akan
menyebabkan mudah mengantuk,”
jelas Hengky.
Kekurangan biotin juga dapat
menyebabkan mengantuk. Biotin
adalah vitamin B yang diperlukan
untuk metabolisme lemak dan
karbohidrat.
Biotin ditemukan dalam berbagai
makanan dan sumber yang
mengandung banyak biotin adalah
hati, ginjal, pankreas, telur, susu,
ikan, dan kacang-kacangan.
Kekurangan vitamin itu sangat tidak
mungkin terjadi pada orang-orang
yang asupan makanannya seimbang.
Kekurangan vitamin itu dapat terjadi
pada orang-orang yang menerima
pemberian makanan secara
intravena (infus) dalam waktu yang
lama tanpa biotin tambahan.
“Dengan demikian, tampak jelas
penyebab mengantuk adalah
bermacam-macam,” katanya.
Bagaimana jika hasil pemeriksaan
ternyata tidak ada masalah? Hengky
mengatakan ada kemungkinan
terjadi karena faktor psikilogis,
misalnya karena tekanan dan beban
kerja yang kuat, ada masalah pribadi
atau hal lainnya yang memicu
timbulnya stres.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar