Jakarta - Ada ungkapan banyak
jalan menuju Roma. Hal ini juga
berlaku bagi orang yang memiliki
resolusi 2013 berhasil berhenti
merokok. Banyak cara yang bisa
dilakukan untuk menghentikan
kebiasaan buruk ini.
"Berhenti merokok caranya banyak
dan bisa kapan pun, tapi harus ada
keinginan atau niat yang kuat,"
ujar Fuad Baradja, aktivis
penanggulangan masalah rokok,
saat dihubungi detikHealth dan
ditulis, Rabu (2/1/2013).
Fuad menuturkan jika tidak ada
niat yang kuat maka cara apapun
yang dilakukan akan percuma
karena bisa saja berhenti tapi
mudah relaps (merokok lagi).
Namun jika niatnya sudah kuat,
tidak pakai cara apapun juga bisa
berhenti merokok.
Misalnya ada seseorang dari
Cirebon datang ke Fuad ingin
berhenti merokok. Ia ingin
berhenti karena melihat anak laki-
lakinya yang masih berusia 4
tahun sudah mulai merokok, ia
pun merasa syok. Karena
motivasinya yang kuat sekali untuk
berhenti, maka ia berhasil
menghentikan kebiasaan
merokoknya.
Fuad menjelaskan ada beberapa
cara yang bisa dilakukan untuk
menghentikan kebiasaan merokok
yaitu:
1. Berhenti seketika, yaitu saat itu
juga langsung berhenti merokok.
Umumnya tingkat keberhasilan
cara ini tinggi.
2. Mengurangi batang rokok yang
dikonsumsi, misalnya biasa 20
batang sehari, maka minggu depan
berkurang jadi 19, lalu 18 hingga
akhirnya berhenti merokok. Tapi
cara ini tingkat kekambuhannya
tinggi.
3. Menunda rokok pertama,
misalnya biasa merokok mulai jam
6 ditunda jadi jam 7, lalu
meningkat jam 8 dan lama-lama
mundur hingga akhirnya tidak
merokok.
4. Terapi obat untuk berhenti
merokok.
Ada pula cara lain yang digunakan,
seperti hal yang dilakukan Abdul
(38 tahun) seorang karyawan
swasta. Ia mulai merokok sejak
kelas 3 SMA karena awalnya ikut-
ikutan teman. Saat itu ia bisa
menghabiskan satu bungkus rokok
dalam waktu 2 hari.
Namun setelah hampir 10 tahun
merokok, Abdul mulai tidak lagi
merasakan kenikmatan merokok.
Terlebih ia kini sudah memiliki
anak, hal itulah yang membuatnya
semakin terpacu untuk berhenti
merokok.
Cara yang digunakan untuk
berhenti merokok adalah
mengurangi jumlah rokok yang
dibeli. Ia hanya membeli beberapa
batang rokok saja atau
memintanya ke teman saat sedang
kumpul.
Karena ketersediaan rokok yang
berkurang untuk dihisap, ditambah
dengan makin susahnya bagi Abdul
untuk merokok karena di rumah
sudah tidak boleh merokok
sedangkan di kantor juga terbatas,
maka frekuensi merokoknya pun
berkurang.
"Lama-lama kenikmatan merokok
berkurang, sudah nggak nikmat
lagi merokok jadinya berhenti.
Terlebih sudah punya anak,
tenggorokan sering radang dan
jadi suka pusing," ujar Abdul.
Lain lagi ceritanya dengan Rio (25
tahun) seorang mahasiswa yang
berhasil menghentikan kebiasaan
merokoknya karena ingin
menaikkan berat badan dan
memulai hidup sehat.
Rio mulai merokok saat kelas 2
SMA karena pengaruh teman-
teman nongkrongnya, sehingga ia
mencoba merokok dan jadi
keterusan. Dalam seminggu ia bisa
menghabiskan 2 bungkus rokok.
Namun ia menyadari kebiasaan
buruknya ini membuat berat
badannya sulit sekali naik. Sejak
setahun lebih yang lalu ia mulai
memutuskan untuk berhenti
merokok karena ingin menambah
berat badan, memiliki tubuh
atletis dan hidup lebih sehat.
Saat itu ia tidak pakai cara
apapun, tapi langsung berhenti
merokok. Untuk mengalihkan
perhatian dan pikirannya dari
rokok, Rio memilih berolahraga
dan membaca berbagai majalah
kesehatan. Jika ia sedang kumpul
dengan teman-teman, Rio lebih
memilih makan ketimbang harus
merokok.
"Sekarang sudah setahun lebih
nggak merokok, yang dirasain
berat badan jadi naik, tubuh lebih
fit karena ngerokok bikin perut
buncit, nggak gampang sakit dan
tubuh jadi atletis karena
olahraga," ujar Rio.
Ada banyak cara yang bisa
dilakukan untuk menghentikan
kebiasaan merokok. Jadi tak ada
salahnya untuk membulatkan niat
dan motivasi agar bisa berhenti
merokok.
Dok. detikHealth
Tidak ada komentar:
Posting Komentar