PEMBANGUNAN
KEBUDAYAAN UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Persoalan
kebudayaan merupakan bagian penting dalam proses pembangunan.
Kebudayaan terkait dengan persoalan karakter dan mental bangsa yang
menentukan keberhasilan pembangunan di Indonesia. Apabila mental dan karakter
bangsa yang cenderung destruktif dan koruptif tentunya tujuan pembangunan akan
sulit terlaksana, begitu pula sebaliknya. Di sisi lain pembangunan multisektor
lainnya juga membutuhkan peranan kebudayaan untuk mendukung suksesnya
program-program yang akan dijalankan. Seringkali timbul permasalahan,
ketidakberhasilan sasaran program yang dijalankan di daerah disebabkan oleh
kurangnya dukungan dari faktor budaya masyarakat tertentu.
Dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 mengamanatkan
bahwa arah kebijakan pembangunan kebudayaan antara lain adalah untuk
mewujudkan masyarakat Indonesia yang bermoral, beretika dan berbudaya, ditandai
oleh (a) terwujudnya karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, dan bermoral
tinggi yang dicirikan dengan watak dan perilaku manusia dan masyarakat
Indonesia yang beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur,
toleran, bergotong royong, patriotik, dinamis, dan berorientasi iptek; dan (b)
makin mantapnya budaya bangsa yang tercermin dalam meningkatnya peradaban,
harkat dan martabat manusia Indonesia, dan memperkuat jati diri dan kepribadian
bangsa. Di samping itu menurut Prof Soerjanto, pembangunan kebudayaan di
Indonesia harus mampu menumbuhkan nilai-nilai kebudayaan antara lain (1)
Pertumbuhan ekonomi, (2) Pertumbuhan diri, (3) Solidaritas bangsa, (4)
Pemerataan, (5) Partisipasi masyarakat, (6) Otonomi, (7) Keadilan sosial, (8)
Keamanan, dan (9) Keseimbangan lingkungan.
Kebudayaan untuk kesejahteraan
masyarakat
Terjadinya
krisis ekonomi tahun 1998 mengajarkan kepada kita bahwa pembangunan Indonesia
yang bertumpu pada aspek pertumbuhan ekonomi saja ternyata keliru. Kejayaan
ekonomi Indonesia mengalami kehancuran terkena krisis akibat lemahnya pondasi
yang menyangga perekonomian Indonesia. Ekonomi Indonesia yang dibangun dengan
semangat KKN tidak kuat menerima terpaan krisis yang berawal dari krisis mata
uang Thailand. Model pembangunan ala Pemerintah Orde Baru yang terlihat
kuat di luar tetapi rapuh di dalam memberikan pelajaran berharga bagi pengambil
kebijakan ke depan agar tidak mengabaikan perhatiannya terhadap pembangunan
sektor lainnya, khususnya sektor kebudayaan.
Kebudayaan
Indonesia berkaitan dengan keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan
hasil karya masyarakat yang tinggal mendiami wilayah Indonesia. Kebudayaan
Indonesia yang terbentuk dari ratusan budaya daerah memiliki karakteristik
tersendiri dibandingkan dengan negara lain. Di sini ditemukan ratusan adat
istiadat, kesenian, dan bahasa sukubangsa yang berbeda-beda, yang
merupakan potensi untuk dikembangkan dalam proses pembangunan ke depan
terutama untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat lahir dan batin.
Terkait
dengan aspek peningkatan kesejahteraan masyarakat, ada dua model pendekatan.
Pertama dilihat dari sisi peningkatan kesejahteraan lahir, kebudayaan bisa
dikembangkan dalam rangka mendukung timbulnya pariwisata yang ujung-ujungnya
masyarakat akan memperoleh dampak ekonomi secara langsung. Selain itu pula
dengan munculnya industri kreatif yang berbasis budaya lokal juga mendorong
Usaha Kecil Masyarakat untuk tumbuh dan berkembang di wilayah pedesaan. Kedua
dilihat dari segi peningkatan kesejahteraan batin, pembangunan kebudayaan
mampu menumbuhkan nilai-nilai kesetiakawan sosial, nasionalisme, cinta terhadap
budaya sendiri, toleransi, ramah, sopan santun, dan toleransi tinggi.
Dalam hal ini pembangunan kebudayaan merupakan bagian yang tidak bisa
dipisahkan dari pembangunan pendidikan. Gambaran untuk membentuk manusia Indonesia
yang kreatif, berkarakter, dan produktif merupakan keterpaduan antara
pembangunan di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Pembangunan
kebudayaan salah satu sektor penting yang musti dilaksanakan untuk kelangsungan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk itu ke depannya seluruh stakeholder
kebijakan (Pemerintah Pusat dan Daerah) perlu memperhatikan aspek kebudayaan
untuk dijadikan landasan kebijakan dalam melaksanakan programnya masing-masing.
Di samping itu pula peranan masyarakat dituntut aktif dalam pembangunan
kebudayaan karena tanpa partisipasi masyarakat pelaksanaan pembangunan
kebudayaan tidak dapat berhasil dengan sukses.
Daftar Pustaka
Nina
Sardjunani. 2008. Kebijakan Pembangunan Kebudayaan di Indonesia. Dalam Kumpulan
Makalah Kongres Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia 2008 dan Pertemuan Ikatan
Arkeologi XI. Solo
Darwis
A. Soelaiman. 1994. Strategi Kebudayaan dan Strategi Pendidikan. Dalam Kumpulan
Makalah Penunjang Simposium Nasional Cendekiawan Muslim. Ikatan Cendekiawan
Muslim Se-Indonesia. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar