Rabu, 27 Juni 2012

PENELITIAN


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Latar Belakang adalah poin terpenting dalam penulisan laporan karya tulis ilmiah; skripsi atau Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena Latar Belakang merupakan gambaran dari seluruh isi laporan. Pembaca akan membaca seluruh laporan jika penyajian Latar Belakang menarik pembaca atau bahkan langsung menilai kualitas laporan hanya berdasarkan pennyajian Latar Belakang.
Pengaruh Latar Belakang terhadap kualitas laporan yang sangat besar memberikan rambu-rambu untuk tidak sembarangan dan tidak asal panjang dan lebar. Penulisan Latar Belakang harus memuat beberapa poin penting dengan alur sebagai berikut :
1.      Fenomena / Issue terbaru.
Mengemukakan berbagai keadaan di masyarakat atau di kalangan tertentu yang berhubungan dengan masalah yang akan di teliti. misalnya berbagai kebijakan pemerintah, issue pendidikan, kenakalan remaja, prestasi siswa dll

2.      Kondisi Ideal didukung Teori-teori terbaru
Mengemukakan kondisi yang diharapkan oleh siswa, masyarakat atau pemerintah didukung oleh pemaparan berbagai kajian teori yang merujuk kondisi yang diinginkan atau kondisi yang seharusnya.
3.      Kondisi Empiris
Mengemukakan kondisi yang terjadi terhadap obyek yang akan di teliti disertai berbagai bukti yang mendukung terhadap pengungkapan kondisi tersebut.

4.      Penemuan Masalah
Berdasarkan pengungkapan kondisi ideal dan kondisi empiris (No. 2 dan No. 3) di atas maka akan muncul ketimpangan antara keduanya yang kemudian akan di analisis dan di teliti.

5.      Alasan Penelitian
Pada bagian akhir penulisan Latar Belakang kemukakan pentingnya penulisan dan pentingnya pemilihan permasalahan yang di teliti.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN PENELITIAN
Apakah pengertian penelitian itu? Jika kamu bertanya pada orang yang berbeda biasanya akan mendapati jawaban yang berbeda pula. Namun meskipun berbeda tetap mampunyai maksud yang sama.
Berikut ini beberapa pendapat mengenai pengertian penelitian.
Menurut Yoseph dan Yoseph, 1979, penelitian adalah art and science guna mencari jawaban terhadap suatu permasalahan. Karena seni dan ilmiah maka penelitian juga akan memberikan ruang-ruang yang akan mengakomodasi adanya perbedaan tentang apa yang dimaksud dengan penelitian.
Penelitian dapat juga diartikan sebagai cara pengamatan atau inkuiri dan mempunyai tujuan untuk mencari jawaban permasalahan atau proseso penemuan, baik itu discovery maupun invention. Discovery diartikan hasil temuan yang memang sebetulnya sudah ada, sebagai contoh misalnya penemuan Benua Amerika adlah penemuan yang cocok untuk arti discovery. Sedangkan invention dapat diartikan sebagai penemuan hasil penelitian yang betul-betul baru dengan dukungan fakta. Misalnya hasil Kloning dari hewan yang sudah mati dan dinyatakan punah, kemudian diteliti untuk menemukan jenis yang baru
Penelitian adalah proses ilmiah yang mencakup sifat formal dan intensif. Karakter formal dan intensif karena mereka terikat dengan aturan, urutan, maupun cara penyajiannya agar memperoleh hasil yang diakui dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Intensif dengan menerapkan ketelitian dan ketepatan dalam melakukan proses penelitian agar memperoleh hasil yang dapat dipertanggung jawabkan, memecahkan problem malalui hubungan sebab dan akibat, dapat diulang kembali dengan cara yang sama dan hasil sama.
Pengertian Penelitian menurut Kerlinger (1986) adalah proses penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada teori dan hipotesis atau jawaban sementara. Beberapa karakteristik penelitian sengaja ditekankan oleh kerlinger agar kegiatan penelitian memang berbeda dengan kegiatan profesional lainnya. Penelitian berbeda dengan kegiatan yang menyangkut tugas-tugas wartawan yang biasanya meliput dan melaporkan berita atas dasar fakta. Pekerjaan mereka belum dikatakan penelitian, karena tidak dilengkapi karakteristik lain yang mendukung agar dapat dikatakan hasil penelitian, yaitu karakteristik mendasarkan pada teori yang ada dan relevan dan dilakukan secara intensif dan dikontrol dalam pelaksanaannya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian penelitian adalah penelitian yang dilakukan harus secara sistematis mengikuti aturan-aturan metodologi misalnya observasi secara sistematis, dikontrol dan mendasarkan pada teori yang ada dan diperkuat dengan gejala yang ada.



B.     HAKIKAT PENELITIAN
Penelitian atau riset adalah terjemahan dari bahasa Inggris research, yang merupakangabungan dari kata re (kembali) dan to search (mencari). Beberapa sumber lain menyebutkan bahwaresearch adalah berasal dari bahasa Perancis recherche.Intinya hakekat penelitian adalah “mencarikembali”.Definisi tentang penelitian yang muncul sekarang ini bermacam-macam, salah satu yangcukup terkenal adalah menurut Webster’s New Collegiate Dictionary yang mengatakan bahwapenelitian adalah “penyidikan atau pemeriksaan bersungguh-sungguh, khususnya investigasi ataueksperimen yang bertujuan menemukan dan menafsirkan fakta, revisi atas teori atau dalil yang telahditerima”.Dalam buku berjudul Introduction to Research, T. Hillway menambahkan bahwa penelitianadalah “studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadapsuatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut”. Ilmuwan lainbernama Woody memberikan gambaran bahwa penelitian adalah “metode menemukan kebenaranyang dilakukan dengan critical thinking (berpikir kritis)”.Penelitian bisa menggunakan metode ilmiah (scientific method) atau non-ilmiah (unscientificmethod). Tapi kalau kita lihat dari definisi diatas, penelitian banyak bersinggungan dengan pemikirankritis, rasional, logis (nalar), dan analitis, sehingga akhirnya penggunaan metode ilmiah (scientificmethod) adalah hal yang jamak dan disepakati umum dalam penelitian. Metode ilmiah juga dinilailebih bisa diukur, dibuktikan dan dipahami dengan indera manusia. Penelitian yang menggunakanmetode ilmiah disebut dengan penelitian ilmiah (scientific research).




1. Penelitian Kualitatif 
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berguna untuk memperoleh penemuan-penemuanyang tidak terduga sebelumnya dan membangun kerangka teoritis baru. Penelitian kualitatif biasanyamengejar data verbal yang lebih mewakili fenomena dan bukan angka-angka yang penuhprosentaase dan merata yang kurang mewakili keseluruhan fenomena. Dari penelaitian kualitatif tersebut, data yang diperoleh dari lapangan biasanya tidak terstruktur dan relative banyak, sehinggamemungkinkan peneliti untuk menata, mengkritis, dan mengklasifikasikan yanglebih menarik melaluipenelitian kualitatif. Istilah penelitian kualitatif, awalnya beraasal dari sebuah pengamatanpengamatan kuantitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan kualitatif (Suwardi Endraswara,2006:81).Menurut Brannen (1997:9-12), secara epistemologis memangada sedikit perbedaan antarapenelitian kualitatif dan kuantitatif. Jika penelitian kuantitatif selalu menentukan data dengan variabel-veriabel dan kategori ubahan, penelitian kualitatif justru sebaliknya. Perbedaan penting keduanya,terletak pada pengumpulan data. Tradisi kualitatif, peneliti sebagai instrument pengumpul data,mengikuti asumsi cultural, dan mengikuti data.Penelitian kualitatif (termasuk penelitian historis dan deskriptif)adalah penelitian yang tidakmenggunakan model-model matematik, statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai denganmenyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Asumsi danaturan berpikir tersebut selanjutnya diterapkan secara sistematis dalam pengumpulan danpengolahan data untuk memberikan penjelasan dan argumentasi. Dalam penelitian kualitatif informasiyang dikumpulkan dan diolah harus tetap obyektif dan tidak dipengaruhi oleh pendapat penelitisendiri. Penelitian kualitatif banyak diterapkan dalam penelitian historis atau deskriptif. Penelitiankualitatif mencakup berbagai pendekatan yang berbeda satu sama lain tetapi memiliki karakteristikdan tujuan yang sama. Berbagai pendekatan tersebut dapat dikenal melalui berbagai istilah seperti:penelitian kualitatif, penelitian lapangan, penelitian naturalistik, penelitian interpretif, penelitianetnografik, penelitian post positivistic, penelitian fenomenologik, hermeneutic, humanistik dan studikasus. Metode kualitatif menggunakan beberapa bentuk pengumpulan data seperti transkripwawancara terbuka, deskripsi observasi, serta analisis dokumen dan artefak lainnya. Data tersebutdianalisis dengan tetap mempertahankan keaslian teks yang memaknainya. Hal ini dilakukan karenatujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena dari sudut pandang partisipan, kontekssosial dan institusional. Sehingga pendekatan kualitatif umumnya bersifat induktif.

Penelitian kualitatif adalah satu model penelitian humanistik, yang menempatkan manusia sebagaisubyek utama dalam peristiwa sosial/budaya. Jenis penelitian ini berlandaskan pada filsafatfenomenologis dari Edmund Husserl (1859-1928) dan kemudian dikembangkan oleh Max Weber (1864-1920) ke dalam sosiologi. Sifat humanis dari aliran pemikiran ini terlihat dari pandangan tentangposisi manusia sebagai penentu utama perilaku individu dan gejala sosial. Dalam pandangan Weber,tingkah laku manusia yang tampak merupakan konsekwensi-konsekwensi dari sejumlah pandanganatau doktrin yang hidup di kepala manusia pelakunya. Jadi, ada sejumlah pengertian, batasan-batasan, atau kompleksitas makna yang hidup di kepala manusia pelaku, yang membentuk tingkahlaku yang terkspresi secara eksplisit.

2. Penelitian Kuantitatif 
Menurut August Comte (1798-1857) menyatakan bahwa paradigma kuantitatif merupakan satupendekatan penelitian yang dibangun berdasarkan filsafat positivisme. Positivisme adalah satu aliranfilsafat yang menolak unsur metafisik dan teologik dari realitas sosial. Karena penolakannya terhadapunsur metafisis dan teologis, positivisme kadang-kadang dianggap sebagai sebuah varian dariMaterialisme (bila yang terakhir ini dikontraskan dengan Idealisme).Dalam penelitian kuantitatif diyakini, bahwa satu-satunya pengetahuan (knowledge) yang validadalah ilmu pengetahuan (science), yaitu pengetahuan yang berawal dan didasarkan padapengalaman (experience) yang tertangkap lewat pancaindera untuk kemudian diolah oleh nalar (reason). Secara epistemologis, dalam penelitian kuantitatif diterima suatu paradigma, bahwa sumber pengetahuan paling utama adalah fakta yang sudah pernah terjadi, dan lebih khusus lagi hal-hal yangdapat ditangkap pancaindera (exposed to sensory experience). Hal ini sekaligus mengindikasikan,bahwa secara ontologis, obyek studi penelitian kuantitatif adalah fenomena dan hubungan-hubunganumum antara fenomena-fenomena (general relations between phenomena). Yang dimaksud denganfenomena di sini adalah sejalan dengan prinsip sensory experience yang terbatas pada externalappearance given in sense perception saja. Karena pengetahuan itu bersumber dari fakta yangdiperoleh melalui pancaindera, maka ilmu pengetahuan harus didasarkan pada eksperimen, induksidan observasi (Edmund Husserl 1859-1926).Sejalan dengan penjelasan di atas, secara epistemologi, paradigma kuantitatif berpandanganbahwa sumber ilmu itu terdiri dari dua, yaitu pemikiran rasional data empiris. Karena itu, ukurankebenaran terletak pada koherensi dan korespondensi. Koheren besarti sesuai dengan teori-teoriterdahulu, serta korespondens berarti sesuai dengan kenyataan empiris. Kerangka pengembanganilmu itu dimulai dari proses perumusan hipotesis yang deduksi dari teori, kemudian diuji kebenarannyamelalui verifikasi untuk diproses lebih lanjut secara induktif menuju perumusan teori baru. Jadi, secaraepistemologis, pengembangan ilmu itu berputar mengikuti siklus; logico, hypothetico, verifikatif.

3. Tindakan
Tindakan adalah suatu perbuatan yang dilakukan dalam penelitian guna mencapai penelitian yangsenpurna. Tindakan ini dimaksudkan agar peneliti mengetahui dengan jelas bahwa ada beberapaketentuan dalam melakukan tindakan penelitian. Seperti halnya penelitian kualitatif dan kuantitatif,tindakan termasuk aspek yang perlu dikaji oleh seorang peneliti. Tindakan merupakan salah satu ketentuan dalam penelitian.


BAB III
PENUTUP

penelitian adalah penelitian yang dilakukan harus secara sistematis mengikuti aturan-aturan metodologi misalnya observasi secara sistematis, dikontrol dan mendasarkan pada teori yang ada dan diperkuat dengan gejala yang ada. Baik penelitian secara kualitatif ataupun kuantitatif.

DAFTAR PUSTAKA
buku metodologi penelitian pendidikan, Prof. Sukardi, Ph.D.
http://www.scribd.com/doc/9378337/PENELITIAN
http://ekagurunesama.blogspot.com/2011/04/cara-menulis-latar-belakang-penelitian.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar